TANGERANG – Ilmu talents mapping atau menemukan bakat anak merupakan bagian dari ilmu kasbi dalam Islam. Yakni Ilmu yang diperoleh dari hasil penelitian,pengkajian, eksperimen, dan pengalaman. Pengalaman-pengalaman ini dikumpulkan, lalu diambil kaidah-kaidah umumnya sehingga menjadi panduan.
Ilmu kasbi ini menurut Ustadz Amir sangatlah penting. Ia melengkapi ilmu taufiqi yang datang langsung dari Allah berupa wahyu, bersifat fundamental seperti Al-Qur’an dan hadist. Jika ilmu taufiqi bersifat global, maka kasbi lebih detil.
“Karena itu dalam Islam para ulama kita adalah para ulama yang paling awal dalam memunculkan ilmu dengan dua dimensi ini,” tandas Ustadz Amir menanggapi pemaparan Andri Fajria, praktisi talents mapping dan juga founder Sekolah Alam Tangerang, dalam sebuah webinar pendidikan soal bakat minat anak beberapa waktu lalu.
Misalnya dulu kita mengenal Imam Al-Khuwarizmi, lanjut Ustadz Amir. Beliau seorang ulama, seorang ulama fiqih, ulama tafsir, ulama syariah. Tapi di saat yang sama beliau melakukan penelitian. Akhirnya berhasillah beliau mencetuskan ilmu aljabar. Ilmu aljabar ini atau rumusan-rumusan aljabar ini yang kemudian sekarang menjadi konsep dasar programer dalam ilmu komputer.
“Jadi munculnya ilmu komputer ini karena ada ilmu aljabar. Seandainya tidak ada ilmu aljabar tidak mungkin lahir komputer seperti sekarang ini,” ujarnya.
Kemudian ada Al-Haitsami yang berhasil menemukan optik yang menjadi dasar dari kamera. Lalu Ibnu Khaldun yang melahirkan konsep sosiologi, Juga Ibnu Sina yang melahirkan ilmu kedokteran.
Bahkan bukunya Ibnu Sina yang berjudul Al-Qanun fi al-Tibb, sambung Ustadz Amir, sampai sekarang menjadi rujukan di barat sebagai the bible of medical scientist.
Jadi ilmu-ilmu kasbi atau ilmu-ilmu proses penelitian ini penting dalam Islam.
“Yang membuat kemajuan ilmu sekarang ini ini adalah karena munculnya para ulama Islam yang berhasil menggabungkan antara ilmu konseptual dengan ilmu eksperimental,” tegas Ustadz Amir.
Dengan demikian munculah suatu konsep keilmuan yang mengantarkan perpindahan dari zaman kegelapan, dark age Eropa, kepada zaman renaisance atau zaman kebangkitan ilmu pengetahuan.
Bekerja Sesuai Kemampuan
Ilmu talents mapping atau, cara menemukan bakat, menurut Ustadz Amir, merupakan hikmah. Kata Nabi alhikmatu dholatul mukmin, seorang mukmin selalu mengambil hikmah-hikmah seperti itu.
Bagi orang tua,kata dia, sangatlah penting untuk bisa mengarahkan potensi anak sesuai dengan minat bakatnya. Kenalilah bakat anak sejak dini.
Kata Allah dalam Al-Qur’an, kullun ya’malu ‘alaa syaakilatihi, setiap orang hendaknya dia bekerja sesuai dengan kemampuannya. Jadi kemampuan ini yang Allah bekalkan pada masing-masing orang.
“Tugas orang tua mengantarkan anak supaya menemukan syaakilah atau kemampuannya. Sehingga nanti dia kemudian begitu sampai dia di syaakilah ini dia akan akan mengembangkan dirinya,” jelasnya.
Menurut Ustadz Amir, terkuak hasil penelitian dj Amerika bahwa 80% bahkan 90% masyarakat di sana bekerja bukan pada jurusannya. Semisal, ada doktor di bidang perbankan bekerja di bidang perminyakan. Sebaliknya ada doktor di bidang perminyakan malah bekerja di perbankan.
“Nah akhirnya mereka mengatakan bahwa this is wasting money and time. Ini buang-buang waktu, ini buang-buang uang kita, bermiliar-miliar. Kita keluarkan uang hanya untuk sesuatu yang berbeda.”
Akhirnya sekarang mereka mulai sudah menyadari ini. Maka begitu mereka tamat SMA mereka tidak sekolah yang tinggi-tinggi, Tapi mereka hanya bikin program penjurusan saja langsung.
Mereka langsung dicarikan pencarian bakat. Langsung setelah itu mereka diarahkan dan dibina sesuai dengan bakatnya. Lalu dikirimkan ke pabrik-pabrik untuk bekerja sesuai dengan syaakilah-nya itu sendiri
Hal ini juga dipraktekan di Korea Selatan, Jepang, dan Australia, katanya.
“Seharusnya memang sekolah-sekolah itu mulai sekarang ini ada namanya gerakan bakat oriented. Nah ini tokohnya ya Pak Andri ini ya,” tandas Ustadz Amir.
Dirinya sangat mendukung praktik talents mapping yang digagas Andri Fajria ini. Dia siap diajak roadshow ke seluruh Indonesia bahkan dunia untuk mempopulerkannya.
#
Testimoni
“Seharusnya memang sekolah-sekolah itu mulai sekarang ini ada namanya gerakan bakat oriented. Nah ini tokohnya ya Pak Andri ini ya,” (Ustadz Amir, 2021)