Jangan kira kalau merantau ke luar negeri cuma perlu adaptasi bahasa dan cuaca yaaa…. Perut ini pun perlu belajar beradaptasi dengan makanan setempat.
Alhamdulillah nasi juga merupakan makanan pokok orang Korea sehingga tidak ada masalah. Namun perlu berhati – hati dengan nasi yang ada campurannya (semacam nasi goreng) yang walaupun kelihatannya berisi kacang polong dan wortel, ketika diaduk – aduk ternyata ada slice daging persegi berukuran sangat kecil…. waduh, jadi batal makan deh…
Daging adalah makanan yang harus kami hindari, kecuali di tempat yang memasang kata “halal”. Seafood menjadi pilihan protein utama kami. Selain itu, makanan favorit kami adalah “Korean Pancake” (kalau di googling, namanya “buchimgae”), yaitu telur dadar yang ukurannya lebar, berisi sayur dan seafood. Bunda Tik menyebutnya “martabak Korea”…. Mrs. Kiong sepertinya membaca kesukaan kami tersebut, sehingga membungkuskan beberapa Pancake untuk kami bawa pulang. Malu – maluin nggak yaaaa…?
Kimchi selalu terhidang di meja makan. Tapi pengalaman makan kimchi pertama kali di sekolah Incheon Yangchon Middle School yang rasanya asam, membuat saya takut – takut makan Kimchi di tempat lain. Mengapa rasanya asam ? Karena Kimchi adalah sayuran yang di fermentasi, supaya awet… Sebab Korea mengalami musim salju di mana saat itu sayuran tidak bisa tumbuh. Maka kimchi adalah cara mereka untuk bisa makan sayur di musim dingin.
Seafood yang disajikan umumnya adalah cumi – cumi (squid) yang diberikan bumbu saos asam pedas dan bawang bombay. Kalau di googling, namanya “Ojingeo Bukkeum”. O ya bawang sepertinya sering sekali ada di banyak masakan korea. Padahal kan bau mulut setelah makan bawang jadi “harum”. Mungkin ada hubungannya dengan kebiasaan Mrs. Kiong “gosok gigi sambil jalan” setelah makan.
Orang Korea suka sekali makan sayur. Saat 2 kali kami berkesempatan makan siang di sekolah, menunya adalah : nasi + 3 sayuran + “bakwan” isinya sayuran juga /mirip dengan tempura di Jepang.
Sayur favorit kami adalah “Sop Rumput laut” miyeokguk.
Yang menurut saya cukup unik adalah…. kerak nasi yang menempel di kuali, dituangi air, lalu diminum. Kata mereka, ini adalah minuman teh pertama mereka dan hidangan untuk para raja. Filosofinya nya adalah : anti mubazir dan memyehatkan. Padahal kalau dalam bahasa kita, ini adalah “air tajin”.
Walaupun porsi makan orang Korea lebih banyak dari Kami, anehnya tidak ada guru yang gemuk di sekolah. Menurut mereka, hal itu disebabkan berjalan kaki 2 KM setiap hari adalah hal yang biasa buat mereka.
hmmm… memang kita orang Indonesia adalah orang – orang yang paling malas berjalan kaki.
Stasiun Bekasi, 26 November 2019
Andri Fajria
SM Surau Merantau
Sekolah Alam Tangerang